Potensi Sumber Daya Kelautan Indonesia
Potensi Sumber Daya Kelautan Indonesia
Luas laut Indonesia mencakup 2/3
dari seluruh luas wilayah Indonesia, yakni sebesar 5,8 juta km2. Di dalam laut yang
luas tersebut, tersimpan kekayaan alam yang luar biasa besar. Potensi sumber
daya laut Indonesia tidak hanya berupa ikan saja, akan tetapi juga bahan tambang
seperti minyak bumi, emas, pasir, nikel, bauksit, timah, bijih besi, dan
sebagainya yang berada di bawah permukaan laut.
Kekayaan lain yang bisa
dimanfaatkan dari sumber daya laut yaitu sumber daya alam berupa mangrove,
terumbu karang, dan sebagainya. Sumber daya ini dikenal dengan sumber daya
pesisir.
{|CATATAN| Untuk memperkaya referensi Anda mengenai potensi sumber daya, maka kami merekomendasikan 3 artikel berikut: 1) Potensi Sumber Daya Alam Indonesia, 2) Potensi Sumber Daya Hutan Indonesia dan 3) Potensi Sumber Daya Tambang Indonesia}
{|CATATAN| Untuk memperkaya referensi Anda mengenai potensi sumber daya, maka kami merekomendasikan 3 artikel berikut: 1) Potensi Sumber Daya Alam Indonesia, 2) Potensi Sumber Daya Hutan Indonesia dan 3) Potensi Sumber Daya Tambang Indonesia}
1) Perikanan
Sumber daya perikanan laut adalah
salah satu potensi sumber daya laut di Indonesia yang sejak dulu sudah
dimanfaatkan oleh penduduk. Laut Indonesia mempunyai angka potensi lestari yang
besar, yakni sekitar 6,4 juta ton per tahun.
Potensi lestari adalah potensi
penangkapan ikan yang masih memungkinkan bagi ikan untuk melakukan regenerasi kembali
hingga jumlah ikan yang ditangkap tidak akan mengurangi populasi ikan secara
keseluruhan. Berdasarkan aturan internasional, jumlah tangkapan yang
diperbolehkan ialah sebesar 80% dari potensi lestari tersebut atau sekitar 5,12
juta ton ikan per tahun.
Namun pada kenyataannya, jumlah
hasil tangkapan ikan di Indonesia belumlah mencapai sebesar angka tersebut. Itu
artinya masih terdapat peluang untuk meningkatkan jumlah tangkapan yang
diperbolehkan. Apabila dibandingkan sebaran potensi ikannya, terlihat ada
perbedaan secara umum antara wilayah Indonesia bagian Barat dan bagian Timur.
Di Indonesia bagian Barat dengan
rata-rata kedalaman lautnya yang mencapai 75 meter, jenis ikan yang banyak ditemukan
ialah ikan pelagis kecil. Sementara kondisi agak berbeda ada di kawasan
Indonesia Timur dengan rata-rata kedalaman lautnya yang mencapai 4.000 m. Di
kawasan Indonesia bagian Timur, banyak sekali ditemukan ikan pelagis besar
seperti tuna dan cakalang.
Selain ikan yang sudah tersedia di
lautan, banyak juga penduduk Indonesia yang melakukan budi daya ikan, terutama masyarakat
di daerah pesisir. Di pantai utara Pulau Jawa, banyak sekali masyarakat yang
mengembangkan usaha budi daya ikan dengan menggunakan tambak. Jenis ikan yang
dikembangbiakkan disana yaitu ikan bandeng dan udang.
Namun disisi lain kekayaan alam kita
yang berupa ikan banyak diambil oleh nelayan dari negara lain seperti berupa
praktik pencurian ikan atau illegal fishing. Terdapat beberapa wilayah
perairan Indonesia yang rawan dengan kegiatan illegal fishing, yaitu wilayah Laut
Arafuru (Papua) di Timur perairan Indonesia.
2) Hutan Mangrove
Selain ikan, kekayaan laut
Indonesia ada diwilayah-wilayah pesisir yaitu berupa hutan mangrove, padang
lamun, rumput laut, dan terumbu karang. Hutan mangrove (hutan bakau) merupakan
tipe hutan yang berada di daerah pasang surut air laut. Pada saat air sedang pasang,
hutan mangrove digenangi oleh air laut, semantara pada saat air surut, hutan
mangrove bebas dari genangan air laut. Biasanya hutan mangrove berkembang
dengan baik pada pantai yang terlindung, laguna, atau muara sungai.
Setidaknya terdapat dua fungsi
hutan mangrove sebagai potensi sumber daya laut di Indonesia yakni fungsi
ekologis dan fungsi ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove yaitu sebagai
habitat (tempat hidup) binatang laut untuk berlindung, berkemabang biak, dan mencari
makan. Fungsi ekologis lainnya yaitu untuk melindungi pantai dari abrasi air
laut.
Sementara fungsi ekonomis hutan
mangrove adalah berupa nilai ekonomis dari kayu pepohonan dan makhluk hidup
yang ada didalamnya. Biasanya penduduk sekitar akan memanfaatkan kayu mangrove sebagai
bahan kayu bakar atau bahan pembuat arang. Kayu bakau juga bisa dijadikan sebagai
bahan pembuat kertas. Selain kayu, hutan mangrove juga dihuni oleh beragam
jenis fauna yang bernilai ekonomis, diantaranya udang dan jenis ikan lain yang
berkembang biak dengan baik di wilayah ini.
Hutan mangrove tersebar di pesisir
sebelah barat Pulau Sumatra, beberapa bagian ada di pantai utara Pulau Jawa, Pesisir
Pulau Sulawesi, pesisir sebelah Selatan Papua, sepanjang pesisir Pulau Kalimantan,
dan beberapa pulau kecil lainnya. Luas hutan mangrove Indonesia mencapai
sekitar 3 juta hektare, yang tersebar disepanjang 95.000 km pesisir Indonesia
(Giri et al., 2011).
Hutan mangrove di Indonesia tidak
tersebar secara merata. Luas terbesar hutan mangrove ada di Pulau Papua yang luasnya
mencapai 3,7 juta ha. Lalu berikutnya Sumatra (417 ribu ha), Kalimantan (165
ribu ha), Sulawesi (53 ribu ha), Jawa (34,4 ribu ha), Bali dan Nusa Tenggara
(3,7 ha).
3) Terumbu Karang
Terumbu karang juga merupakan salah
satu potensi kelautan Indonesia. Terumbu karang merupakan terumbu (batuan sedimen
kapur di laut) yang terbentuk dari kapur yang sebagian besar dihasilkan dari koral
(binatang yang menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya). Apabila ribuan koral
membentuk koloni, koral-koral ini akan membentuk karang. Sebagai negara
kepulauan, Indonesia adalah negara yang mempunyai terumbu karang terluas di
dunia. Luasnya mencapai 284,3 ribu km2 atau setara dengan 18% dari terumbu
karang yang terdapat di seluruh dunia.
Kekayaan terumbu karang Indonesia
tidak hanya dari luasnya saja, melainkan juga dari keanekaragaman hayati yang
terdapat didalamnya. Keanekaragaman hayati terumbu karang di Indonesia juga yang
tertinggi di dunia. Di dalamnya ada 2.500 jenis ikan, 1.500 jenis
udang-udangan, 2.500 jenis moluska, dan 590 jenis karang.
Lalu kenapa terumbu karang banyak
ditemukan di wilayah Indonesia? Terumbu karang akan tumbuh dengan baik pada
suhu perairan laut dengan suhu antara 21 - 29 0C. Pada suhu lebih besar ataupun
lebih kecil dari itu, pertumbuhan terumbu karang akan menjadi kurang baik. Oleh
karena itu terumbu karang banyak ditemukan di Indonesia yang merupakan daerah
tropis dan suhu perairan yang hangat.
Selain itu pertumbuhan terumbu
karang juga akan baik pada kondisi air yang dangkal dan jernih. Kedalaman air
yang baik untuk tumbuhnya terumbu karang tidak lebih dari 18 meter. Apabila
lebih dalam dari kedalaman tersebut, pertumbuhan terumbu karang cenderung akan
menjadi kurang baik. Terumbu karang juga mensyaratkan salinitas (kandungan garam
air laut) yang tinggi. Oleh sebab itu, terumbu karang sulit hidup di sekitar muara
sungai karena kadar garam lautnya menurun akibat tercampur air sungai.
Terumbu karang mempunyai banyak
manfaat, baik manfaat yang bersifat ekonomis, ekologis, maupun sosial ekonomi.
oleh karena itu terumbu karang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaannya.
Sumber:
http://smpn1haurgeulis1.blogspot.com/p/pernahkah-anda-mendengar-berita.html
Posting Komentar untuk "Potensi Sumber Daya Kelautan Indonesia"
Posting Komentar