Teori Mengenai Masuknya Kebudayaan Hindu-Buddha Ke Indonesia
Teori Mengenai Masuknya Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
Dahulu jalur
perdagangan laut antara India dan Cina melewati wilayah perairan kepulauan
Indonesia. Hubungan dagang antara India dan Cina pada awalnya dilakukan melalui
jalur darat yang dikenal dengan jalur sutera. Jalur sutra ini membentang dari
Cina, melewati Asia Tengah, sampai ke benua Eropa.
Komoditi
utama yang diperdagangkan pada saat itu ialah kain sutera dari Cina, itulah
kenapa jalur tersebut dinamakan dengan Jalur Sutera. Selain kain sutera,
wawangian dan rempah-rempah juga menjadi komoditas yang sangat laris di Eropa
pada saat itu. Namun sejak awal abad Masehi jalur itu kemudian dialihkan
melalui jalur laut karena situasi jalan darat di Asia Tengah sudah tidak lagi aman.
Dan jalan laut yang paling dekat dari India ke Cina, adalah melalui Selat Malaka.
Peralihan
rute perdagangan ini membawa keuntungan bagi masyarakat Indonesia. Kepulauan
Indonesia menjadi daerah transit (pemberhentian) bagi para pedagang Cina dan pedagang
India. Masyarakat Indonesia juga ikut aktif dalam perdagangan tersebut sehingga
terjadilah kontak hubungan diantara mereka (Indonesia-India dan
Indonesia-Cina).
Hubungan
dengan kedua bangsa tersebut mengakibatkan adanya pengaruh Hindu-Buddha yang
berasal dari India berkembang di Indonesia. Akan tetapi, tidak diketahui secara
pasti tentang kapan dan bagaimana proses masuknya kebudayaan Hindu-Buddha tersebut ke Indonesia.
{|CATATAN| Tidak lengkap rasanya apabila Anda tidak membaca artikel berikut: Pengaruh Hindu-Buddha Terhadap Berbagai Bidang Masyarakat Indonesia}
{|CATATAN| Tidak lengkap rasanya apabila Anda tidak membaca artikel berikut: Pengaruh Hindu-Buddha Terhadap Berbagai Bidang Masyarakat Indonesia}
Sampai dengan
saat ini masih terdapat perbedaan pendapat tentang cara dan proses masuknya
kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia. Berikut ini beberapa pendapat (teori)
mengenai masuknya kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia.
1) Teori Waisya
Teori
Waisya ini dikemukan oleh NJ.Krom. Ia mengatakan bahwa proses masuknya
kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia dibawa oleh pedagang India. Para pedagang dari
India yang berdagang ke Indonesia menyesuaikan dengan angin musim. Sambil
menunggu terjadinya perubahan arah angin, mereka dalam kurun waktu tertentu
menetap di Indonesia.
Selama
para pedagang tersebut menetap di Indonesia, memungkinkan untuk terjadinya
perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi Indonesia. Menurut NJ. krom,
mulai dari sinilah pengaruh kebudayaan India menyebar serta menyerap ke dalam
kehidupan masyarakat Indonesia:
2) Teori Ksatria
Terdapat
tiga pendapat mengenai proses penyebaran kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia yang
dilakukan oleh golongan ksatria, antara lain yaitu:
a) C.C. Berg mengungkapakan bahwa golongan ksatria
yang turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Para ksatria India
ini menurutnya ada yang terlibat konflik di dalam masalah perebutan kekuasaan
di Indonesia. Para ksatria ini membarikan bantuan, dan bantuan tersebut sedikit
banyak membantu kemenangan bagi salah satu kelompok ataupun suku di Indonesia
yang sedang bertikai.
Dan
sebagai hadiah atas kemenangan tersebut, diantara mereka ada yang kemudian
dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku ataupun kelompok yang telah
dibantunya. Dari perkawinannya itulah, para ksatria dengan mudah menyebarkan luaskan
tradisi Hindu-Budha kepada para keluarga yang dinikahinya tersebut. Dan selanjutnya
berkembanglah tradisi Hindu-Budha dalam kerajaan di Indonesia.
b) Sama halnya seperti yang diungkap oleh C.C. Berg,
Mookerji juga mengatakan bahwa golongan ksatria dari India sebagai orang yang
membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia. Para Ksatria ini kemudian
membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.
c) Sementara itu J.L. Moens mencoba menghubungkan
proses terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada awal abad ke-5 dengan
situasi yang terjadi di India pada abad yang sama. Dan ternyata sekitar abad
ke-5, ada diantara para keluarga kerajaan di India Selatan yang melarikan diri
ke Indonesia ketika kerajaannya mengalami kehancuran. Mereka itulah yang
nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.
3) Teori Brahmana
Teori brahmana
diungkapkan oleh Jc.Van Leur. Menurutnya kebudayaan Hindu-Budha India yang berkembang
di Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana. Pendapatnya tersebut didasarkan
pada pengamatan dari sisa-sisa peninggalan berbagai kerajaan yang bercorak
Hindu-Budha di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang mempergunakan
Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Hal ini karena hanya golongan Brahmanalah
yang bisa menguasai bahasa dan huruf tersebut maka disini sangat jelas adanya
peran Brahmana.
4) Teori Arus Balik
Pendapat
teori arus balik ini menjelaskan peran aktif dari orang-orang Indonesia sendiri
yang mengembangkan kebudayaan Hindu-Budha itu sendiri di Indonesia. Pendapat
tentang keaktifan orang-orang Indonesia ini diungkap oleh F.D.K Bosch yang
dikenal dengan Teori Arus Balik. Teori ini menyatakan bahwa banyak pemuda Indonesia
yang belajar agama Hindu-Buddha ke India. Setelah mendapatkan ilmu yang banyak,
lalu mereka kembali ke Indonesia untuk menyebar luaskannya.
Sumber Referensi:
http://iwanttohappierever.blogspot.com/2015/05/teori-masuknya-agama-hindu-budha-paling-benar.html
https://shafasafira31.wordpress.com/2016/02/09/teori-masuknya-agama-dan-kebudayaan-hindu-buddha-di-indonesia/
Posting Komentar untuk "Teori Mengenai Masuknya Kebudayaan Hindu-Buddha Ke Indonesia"
Posting Komentar